Selasa, 20 Maret 2018

Tujuan dan Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan



Kelahiran sosiologi pendidikan diawali oleh gagasan Emile Durkheim. Menurutnya sebagaimana dikutip oleh Sudardja Adiwikarta: pendidikan harus dikaji dengan menggunakan kacamata dan pendekatan sosiologi karena pendidikan merupakan fakta sosial yang saling berpengaruh dengan perkembangan masyarakat. Semakin maju pendidikan maka semakin maju pula masyarakat, demikian pula sebaliknya. Pendidikan dikatakan pula sebagai pembentuk manusia, memanusiakan manusia.

Untuk mengetahui sejarah sosiologi pendidikan, kita bisa mempelajari pemikiran para tokoh sosiologi antara lain: dari Perancis August Comte, Emile Durkheim, dari Jerman: Max Weber, Karl Marx, dari Inggris: Herbert Spencer, Bernstein, Neil Keddie, M.F.D. Young, dari Amerika Serikat: Lester Frank Ward, Robert Angell, George Herbert Mead, Herbert Blumer, David Hargreaves, S. Bowles, H. Gintis, dan sebagainya

Sosiologi pendidikan lahir dalam pemikiran para sosiolog generasi pertama di empat kubu utama sosiologi (Perancis, Jerman, Inggris, Amerika Serikat). Para tokoh sosiolog tersebut mengusung gagasan dengan tujuan yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi pendidikan di tempat tinggal masing-masing pada saat itu:
1.      memperluas dan memperkaya kajian keilmuan sosiologi (Perancis, Jerman)
2.  memanfaatkan pendidikan dalam memecahkan masalah kesejahteraan sosial (Amerika Serikat)
3.      kajian untuk perbaikan praksis pendidikan (Inggris)

Kini tujuan sosiologi pendidikan tidak dapat dipisahkan dari ketiga hal yang mendahului tersebut. Di Indonesia, sosiologi pendidikan dipandang masih kurang mendapat perhatian, meskipun pemahaman mengenai sosiologi pendidikan jelas sangat diperlukan oleh masyarakat sebagai orang tua, pendidik hingga perumus kebijakan.

Sudardja Adiwikarta memetakan tujuan Sosiologi Pendidikan antara lain untuk:
1. memahami kebijakan dan praksis pendidikan serta masalah yang dihadapi dunia pendidikan
2.  berkontribusi (feed back) dalam penyusunan kebijakan umum pendidikan
3.  berkontribusi dalam penyusunan model pendidikan yang relevan dengan kepentingan berbagai subkultur dan masyarakat lokal
4. mendukung perkembangan teori bagi kedua induk keilmuannya (Sosiologi dan Pendidikan)

RUANG LINGKUP SOSIOLOGI PENDIDIKAN:
Menurut Brookover sebagaimana dikutip oleh Sudardja Adiwikarta, fokus kajian sosiologi pendidikan meliputi:
1.      hubungan antara sistem pendidikan dengan aspek lain dari kehidupan masyarakat
2.      hubungan antar manusia dalam sistem persekolahan
3.      hubungan antara sekolah dengan komunitas sekitar
4.      pengaruh sekolah terhadap peserta didik

Untuk mempelajari atau mengkaji setiap ruang lingkup tersebut sosiologi pendidikan membutuhkan dukungan dari ilmu lain termasuk antropologi, psikologi, komunikasi, hukum dan sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa untuk mempelajari ilmu ini diperlukan keterbukaan pikiran dan wawasan yang luas. Sehingga, kita dapat lebih detil dalam memetakan permasalahan hingga ke akarnya. Hal ini sangat bermanfaat bagi penentuan strategi dan langkah-langkah untuk menemukan jalan keluar dari setiap permasalahan tersebut.

Sumber referensi:
Sudarja Adiwikarta. 2016. Sosiologi Pendidikan, Analisis Sosiologi Tentang Praksis Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ciri-ciri Orang Kreatif

Dunia membutuhkan orang yang kreatif. Banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi kreatif dan melakukan berbagai macam cara untuk me...