Kelahiran sosiologi
pendidikan diawali oleh gagasan Emile Durkheim. Menurutnya sebagaimana dikutip
oleh Sudardja Adiwikarta: pendidikan harus dikaji dengan menggunakan kacamata
dan pendekatan sosiologi karena pendidikan merupakan fakta sosial yang saling
berpengaruh dengan perkembangan masyarakat. Semakin maju
pendidikan maka semakin maju pula masyarakat, demikian pula sebaliknya.
Pendidikan dikatakan pula sebagai pembentuk manusia, memanusiakan manusia.
Untuk mengetahui
sejarah sosiologi pendidikan, kita bisa mempelajari pemikiran para tokoh
sosiologi antara lain: dari Perancis August Comte, Emile Durkheim, dari Jerman: Max Weber, Karl Marx, dari Inggris:
Herbert Spencer, Bernstein, Neil Keddie, M.F.D. Young, dari Amerika
Serikat: Lester Frank Ward, Robert Angell, George Herbert Mead, Herbert Blumer,
David Hargreaves, S. Bowles, H. Gintis, dan sebagainya
Sosiologi
pendidikan lahir dalam pemikiran para sosiolog generasi pertama di empat kubu
utama sosiologi (Perancis, Jerman, Inggris, Amerika Serikat). Para tokoh
sosiolog tersebut mengusung gagasan dengan tujuan yang dipengaruhi oleh situasi
dan kondisi pendidikan di tempat tinggal masing-masing pada saat itu:
1.
memperluas dan
memperkaya kajian keilmuan sosiologi (Perancis, Jerman)
2. memanfaatkan
pendidikan dalam memecahkan masalah kesejahteraan sosial (Amerika Serikat)
3.
kajian untuk
perbaikan praksis pendidikan (Inggris)
Kini tujuan
sosiologi pendidikan tidak dapat dipisahkan dari ketiga hal yang mendahului
tersebut. Di Indonesia,
sosiologi pendidikan dipandang masih kurang mendapat
perhatian, meskipun pemahaman mengenai sosiologi pendidikan jelas sangat
diperlukan oleh masyarakat sebagai orang tua, pendidik hingga perumus
kebijakan.
Sudardja Adiwikarta
memetakan tujuan Sosiologi Pendidikan antara lain untuk:
1. memahami
kebijakan dan praksis pendidikan serta masalah yang dihadapi dunia pendidikan
2. berkontribusi (feed back) dalam penyusunan kebijakan
umum pendidikan
3. berkontribusi
dalam penyusunan model pendidikan yang relevan dengan kepentingan berbagai
subkultur dan masyarakat lokal
4. mendukung
perkembangan teori bagi kedua induk keilmuannya (Sosiologi dan Pendidikan)
RUANG
LINGKUP SOSIOLOGI PENDIDIKAN:
Menurut
Brookover sebagaimana dikutip oleh Sudardja Adiwikarta, fokus kajian sosiologi
pendidikan meliputi:
1.
hubungan antara sistem
pendidikan dengan aspek lain dari kehidupan masyarakat
2.
hubungan antar manusia dalam sistem persekolahan
3.
hubungan antara
sekolah dengan komunitas sekitar
4.
pengaruh sekolah
terhadap peserta didik
Untuk mempelajari
atau mengkaji setiap ruang lingkup tersebut sosiologi pendidikan membutuhkan
dukungan dari ilmu lain termasuk antropologi, psikologi, komunikasi, hukum dan
sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa untuk mempelajari ilmu ini
diperlukan keterbukaan pikiran dan wawasan yang luas. Sehingga, kita dapat
lebih detil dalam memetakan permasalahan hingga ke akarnya. Hal ini sangat
bermanfaat bagi penentuan strategi dan langkah-langkah untuk menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan tersebut.
Sumber referensi:
Sudarja Adiwikarta. 2016. Sosiologi Pendidikan, Analisis Sosiologi
Tentang Praksis Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar