Sosiologi sebagai salah satu ilmu sosial murni, memiliki
keterkaitan dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Ada beberapa karakteristik
ilmu sosiologi yang penting untuk dipahami sehingga tidak terjebak pada
pandangan yang sempit dan terburu-buru dalam menarik kesimpulan dari suatu
permasalahan, termasuk dalam mempelajari secara khusus ilmu sosiologi
pendidikan.
Menurut, Sudardja Adiwikarta,
karakteristik sosiologi antara lain:
1.
Memerlukan dukungan dari ilmu-ilmu yang
lain. Untuk mempelajari tentang kenakalan
peserta didik misalnya, sosiologi memerlukan dukungan ilmu psikologi,
antropologi, filsafat dan sebagainya.
2. MULTIPARADIGMATIK/ Memiliki keanekaragaman
sudut pandang. Sehingga mestinya kita melakukan analisis dengan berbagai sudut
pandang. Misalnya, ketika menghadapi anak terlambat datang ke sekolah, kita
tidak serta merta langsung memberi cap yang buruk, menyalahkan anak dan
memberikan hukuman agar dia jera. Tapi perlu dilihat dari sudut pandang/ paradigma
lain, termasuk dari sudut pandang anak tersebut. Beri kesempatan anak
menjelaskan alasan mengapa ia melakukan tindakan menyimpang (nakal).
3.
KOMPARATIF/Membandingkan suatu situasi/fenomena
dengan situasi/fenomena lain. Misalnya:
# Membandingkan secara vertikal
(misalnya: membandingkan perilaku peserta didik dari keluarga kaya dengan peserta didik dari keluarga miskin.
# membandingkan secara horisontal
(misalnya membandingkan perilaku peserta didik dari keluarga menengah ke bawah
di desa dengan di kota)
# Perbedaan waktu. Misalnya membandingkan
permasalahan pergaulan peserta didik di era reformasi dan era orde baru.
4.
Memiliki keragaman tahap analisis. MAKRO, MESO,
MIKRO.
Analisis Makro
menggambarkan fenomena sosial yang luas, seperti Negara, bangsa.
Analisis Meso
menggambarkan submasyarakat, seperti kabupaten,
kota
Analisis Mikro
menggambarkan fenomena sosial pada level kecil, seperti di sebuah institusi atau bahkan kelas
5.
Menggunakan metode kerja dengan pendekatan
positivistik. Antara lain:
·
Kuantitatif (membuktikan hipotesis)
·
Kualitatif (mengumpulkan data melalui
observasi-partisipasi atau wawancara mendalam)
·
gabungan kuantitatif dan kualitatif
·
Cross Sectional (mengkaji fenomena pada satu kesatuan waktu)
·
Historis Longitudinal (mengkaji perkembangan fenomena dari waktu ke
waktu)
Dengan memahami karakteristik tersebut, kita
menyadari bahwa dalam melakukan analisis sosiologi, termasuk dalam bidang
pendidikan, kita menelaah fenomena yang terjadi, bukan yang seharusnya terjadi.
Analisis sosiologi pendidikan membantu kita menemukan akar permasalahan dengan
lebih fokus, jelas dan detil. Dengan begitu, diharapkan kita dapat menemukan
alternatif pemecahan atau jalan keluar permasalahan
secara lebih strategis, efektif, efisien, tepat, berguna, bijak dan bermakna. (Vy)
Sumber
Referensi:
Sudarja Adiwikarta. 2016. Sosiologi
Pendidikan, Analisis Sosiologi Tentang Praksis Pendidikan. PT. Remaja
Rosdakarya: Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar