Sabtu, 10 Maret 2018

Sosiologi Pendidikan



Seorang pendidik perlu memahami situasi, kondisi dan karakter masyarakat untuk mengenal lebih dekat karakter peserta didik yang dihadapi. Dengan begitu ia bisa menentukan langkah-langkah strategis yang tepat dalam proses pembelajaran. Ilmu yang mengkaji masyarakat dengan pendekatan empirik disebut oleh Emile Durkheim dengan “sosiologi”.



Sosiologi pertama kali diperkenalkan oleh August Comte (1798-1857), seorang filosof dari Perancis.  Ia mengatakan ada tiga tingkatan intelektual yang dilalui oleh masyarakat, ilmu pengetahuan, individu atau pemikiran masyarakat di dunia, yaitu:
1.      Tahap teologis: menjelaskan bahwa dunia sosial dan alam fisik dipandang sebagai ciptaan Tuhan atau dewa-dewa.
2.      Tahap metafisik, menjelaskan bahwa dunia tidak lagi dipandang sebagai ciptaan Tuhan, tetapi digerakkan oleh kekuatan abstrak
3.      Tahap positivistik yang ditandai oleh keyakinan terhadap sains/ilmu pengetahuan.

Para ahli sosiologi memaknai sosiologi dengan berbagai pengertian. Secara sederhana, Max Weber mengartikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tindakan sosial atau perilaku manusia.

Lebih jelas lagi, Selo Soemarjan dan Soeleman Soemardi mengatakan bahwa sosiologi ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial dalam masyarakat, termasuk perubahan sosial. Struktur sosial adalah jalinan keseluruhan antar unsur-sosial yang pokok, yaitu norma sosial, lembaga sosial, kelompok dan lapisan sosial.

Lebih detil lagi, Hassan Shadily mengatakan sosiologi ialah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau bagian dari masyarakatnya, dengan tetap berpegang teguh pada ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya.

Sementara itu, Pitirim Sorokin menunjukkan pengertian sosiologi yang memperlihatkan keterkaitannya dengan ruang lingkup yang dipelajari pada ilmu-ilmu lain. Sosiologi disebut sebagai ilmu yang mempelajari:
a.       hubungan dan pengaruh timbal balik antara beragram gejala sosial. Misalnya, antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, gerak masyarakat dan politik dan sebagainya.
b.      hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial. Misalnya, gejala geografis, biologis dan sebagainya
c.       ciri umum semua jenis gejala sosial lain

Lalu, bagaimana keterkaitan sosiologi dengan pendidikan? Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, semakin terasa ada karakateristik khusus sosiologi dalam dunia pendidikan. Sudardja Adiwikarta mengatakan antara sosiologi pendidikan dengan ilmu sosiologi dan ilmu pendidikan terdapat hubungan yang saling memerlukan dan saling memperkuat. Tantangan dunia pendidikan dalam ranah praksis perlu ditangani dengan tindakan yang membutuhkan dukungan teori, sedangkan  teori juga memerlukan pembuktian dalam ranah praksis di lapangan.

Sehingga menurut Sudardja Adiwikarta, sosiologi pendidikan ialah analisis sosiologis tentang praksis pendidikan atau penerapan teori sosiologi dalam menganalisis praksis pendidikan. Sosiologi Pendidikan merupakan pertemuan cabang ilmu Sosiologi dan ilmu Pendidikan.

Pentingnya memahami sosiologi dalam dunia pendidikan ini pun dirasakan dalam dunia pendidikan Islam. Ilmu ini perlu dipelajari sebagai bekal untuk mengelola lembaga pendidikan dan mengelola pembelajaran. Abuddin Nata memberikan pengertian secara khusus untuk sosiologi pendidikan dan keterkaitannya dengan islam. Ia menyebutkan sosiologi pendidikan islam ialah: ilmu yang mempelajari masalah-masalah pendidikan, seperti visi, misi, tujuan, kurikulum, bahan ajar, proses belajar mengajar, mutu lulusan, guru, sarana prasarana, pengelolaan, evaluasi, lingkungan dan sebagainya dengan pendekatan sosiologi yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam.

Berbagai pengertian ilmu yang mempelajari masyarakat ini menunjukkan bahwa ada banyak hal yang terkait dengan masyarakat dan bagaimana posisi pendidikan dalam setiap perkembangannya. Ilmu-ilmu lain yang berhubungan dan saling mendukung juga perlu dipelajari. Tidak hanya dari sisi teori, namun juga dalam hal praksis di dunia pendidikan. Apa yang dihadapi secara nyata? Bagaimana fakta-fakta yang terjadi, berbagai permasalahan dan jalan keluar yang dipilih? Semua ini membutuhkan kepekaan dan keterbukaan dalam memandang serta menganalisis suatu fenomena permasalahan.

Referensi:
Sukriadi Sambas. 2015. Sosiologi Komunikasi, CV. Pustaka Setia. Bandung
Sudarja Adiwikarta. 2016. Sosiologi Pendidikan, Analisis Sosiologi Tentang Praksis Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
Abuddin Nata, 2014. Sosiologi Pendidikan Islam. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

sumber gambar: http://www.songsforteaching.com/diversitymulticulturalism.htm 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ciri-ciri Orang Kreatif

Dunia membutuhkan orang yang kreatif. Banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi kreatif dan melakukan berbagai macam cara untuk me...