Pendidikan telah berlangsung sejak mula hidup manusia. Sejak lahir manusia berupaya bisa melakukan sesuatu terutama untuk bertahan hidup. Dalam proses perkembangannya, manusia selalu membutuhkan orang lain. Mulai dari merawat, mengasuh hingga ia mampu melanjutkan kehidupan dan memenuhi kebutuhannya. Dalam proses ini manusia mendapatkan pelajaran-pelajaran dengan cara atau metode yang berbeda-beda. Orang tua menginginkan agar anaknya mendapat pengetahuan dan keterampilan yang baik sehingga masa depan kehidupan sang anak bisa lebih baik.
Seiring dengan berkembangnya kehidupan masyarakat,
tumbuhlah kebutuhan untuk mendidik anak dalam lingkup dan situasi yang lebih
tertata. Orang tua membutuhkan bantuan orang lain untuk mendidik anaknya.
Sehingga, kemudian lahirlah lembaga-lembaga pendidikan yang kini disebut dengan
sekolah.
Keberadaan sekolah bukan untuk menghentikan proses
pendidikan di rumah. Sekolah sejatinya adalah mitra yang mendukung keluarga
dalam proses pendidikan anak. Di rumah, anak tetap mendapatkan pendidikan dan
bimbingan dari orang tua, keluarga dan lingkungannya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.
(UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional)
Senada dengan pengertian tersebut, Kompri mengatakan
pendidikan merupakan usaha sadar
yang dilakukan orang dewasa (pendidik) dalam menyelenggarakan kegiatan
pengembangan diri peserta didik agar menjadi manusia yang paripurna sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam proses pendidikan minimal memuat lima
unsur yaitu usaha (kegiatan), yang bersifat bimbingan (pimpinan atau
pertolongan) dan dilakukan secara sadar; pendidik atau pembimbing atau
penolong; anak didik atau peserta didik, dasar dan tujuan; peralatan.
Dalam islam, pendidikan menjadi perhatian yang penting. Proses
pendidikan dapat mulai diberikan oleh seorang ibu sejak anak masih dalam kandungan. Jika diperhatikan, sebagaimana
disebutkan oleh Abuddin Nata, dalam bahasa Arab pendidikan memiliki padanan
beberapa kata, antara lain:
- Tarbiyah, berarti: pendidikan, pengajaran, pembinaan kehidupan, memberi makan dan menumbuhkan
- Ta’lim: pemberitahuan tentang sesuatu, nasihat, perintah, pengarahan, pengajaran, pelatihan, pembelajaran, pendidikan dan pekerjaan sebagai magang, masa belajar suatu keahlian
- Ta’dib: pendidikan, disiplin, patuh dan tunduk pada aturan, peringatan atau hukuman dan hukuman penyucian
- Tahzib: perbaikan, pembetulan, perbaikan, latihan, perintah mengerjakan sesuatu, pendidikan, asuhan, didikan, budaya dan kehalusan budi bahasa, perbaikan dan kemurnian
- Mau’idzah: mengajarkan, kata hati, suara hati, hati nurani, memperingatkan atau mengingatkan, mendesak dan memperingatkan
- Riyadlah: menjinakkan, mendobrak/membongkar, melatih, mendamaikan, menentramkan, memperagakan, melatih, mengatur, menemukan untuk membuat mudah dikerjakan, mencoba membawa keliling
- Tazkiyah: pemurnian, pembersihan, kesucian, kemurnian, ketulusan hati, kejujuran, dapat dipercaya, pengesahan, kesaksian, catatan yang dapat dipercaya dan dihormati
- Talqin: perintah atau anjuran, pengarahan, pengimlaan, perintah, sindiran, tuduhan tidak langsung, dorongan atau perintah
- Tadris: pengajaran atau mengajarkan, perintah, kuliah atau uang kuliah
- Tafaqquh: menghubungkan pengetahuan yang abstrak dengan pengetahuan yang konkret, sehingga menjadi ilmu yang lebih khusus
- Al-tabyin: mengemukakan, mempertunjukkan penjelasan dan penggambaran
- Tazkiyah: mengingatkan kembali dan memproduksi
- Al-Irsyad: bimbingan, melakukan sesuatu, menunjukkan jalan, bimbingan rohani, pengarahan, pemberitahuan dan nasihat.
Pendidikan dalam agama Islam mengacu pada Al-Qur’an dan Hadits. Di dalamnya banyak
nilai-nilai luhur yang bertujuan untuk
membentuk akhlak mulia seorang manusia. Pendidikan dalam islam tidak
hanya bertujuan untuk membuat manusia berkualitas, namun juga menjadikan
manusia memiliki karakter/akhlaq mulia,
sehingga hidupnya bermanfaat di dunia dan dapat meraih kebahagiaan di akhirat.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat kita
refleksikan bahwa pendidikan dibutuhkan oleh individu untuk menjadi manusia
yang berkualitas dan berkarakter. Individu yang berkualitas, berakhlak mulia
dan berperan aktif sangat diharapkan oleh lingkungan hidupnya. Keberadaannya dapat
mendorong pembangunan, kesejahteraan dan kenyamanan hidup masyarakat.
Untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas butuh pula
kerja sama yang sistematis dan sinergis mulai dari lingkup keluarga, masyarakat
bahkan negara. Pemerintah perlu melihat lebih dekat, kebutuhan masyarakat dalam
pendidikan dan membuat kebijakan yang tepat berdasarkan situasi dan kondisi
perkembangan masyarakat. Dengan pendidikan yang sesuai diharapkan
potensi-potensi yang ada dapat diketahui dan dikembangkan secara berkelanjutan
sehingga dapat berkontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan negara. (Vy)
Sumber Referensi:
Kompri, Manajemen
Pendidikan, Komponen-komponen Elementer
Kemajuan Sekolah. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Abuddin Nata, 2014. Sosiologi Pendidikan Islam, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar